Kamis, 24 Agustus 2017


 I.   Pendahuluan
Air rnerupakan salah satu faktor penting dalam bercocok tanam. Suatu sistem pengaturan air yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal. Air dan tanaman mempunyai hubungan yang erat karena fungsi air yang penting dalam penyelenggaraan dan kelangsungan hidup tanaman, antara lain:
- Untuk menjaga temperatur tanah, agar relatif tetap yaitu melalui penguapan, sehingga panas terik matahari dapat dikurangi.
-   Untuk asimilasi disamping sinar matahari dan CO2 air digunakan dalam pembentukan gula/pati.
-   Sebagai pelarut, agar zat-zat hara yang dibutuhkan tanaman mudah dimanfaatkan oleh tanaman
-   Menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu/gulma.

II. Tata Laksana Pengaturan Air di Petakan Sawah.

1.         Setelah bibit ditanam (setetah dipindahkan dan pesemaian atau setelah pemupukan N (nitrogen) ke I, selama 3 hari petakan sawah tidak diairi, tetapi dibiarkan dalam keadaan macak-macak. Jika sawah diairi maka akibatnya tanaman tidak dapat mengambil zat hara yang dibutuhkan dan pupuk N yang baru diberikan akan larut hilang percuma.
2.         Pada umur 4-14 hari setelah tanam (selama 10 hari), diberi pengairan setinggi 7-10 cm agar temperatur tanah tidak naik yang mengakibatkan tanaman menjadi layu.
3.         Pada umur 15-30 hari setelah tanam (selama 14 hari) air dikurangi sampai setinggi 3-5 cm. Tinggi air lebih dari 5 cm dapat menghambat perkembangan anakan. Periode ini disebut periode kritis I. Kekurangan air pada fase ini akan rnengurangi jumlah anakan.
4.         Pada umur 30-35 hari air dikeluarkan dari petakan sawah. Selama 5 hari dan keadaan tanah dibiarkan sampai macak macak. Pada saat ini dilakukan pemupukan N ke II dan penyiangan ke I.
5.         Pada umur 35-50 hari setelah tanam, sawah digenangi lagi selama 14 hari dengan air setinggi 5 - 10 cm. Pada masa ini juga dimulai penyiangan ke II.
6.         Pada umur 50 hari setelah tanam petakan sawah di keringkan macak-macak selama 5 hari. Juga pada masa ini dilakukan pemupukan N ke III serta akhir penyiangan II. Air jangan terlalu banyak karena akan menghambat penyerapan unsur hara terutama nitrogen yang baru diberikan kepada tanaman.
7.         Pada umur 56-65 hari setelah tanam, diadakan penggenangan kembali terus-menerus sedalarn 10 cm Masa ini merupakan masa kritis ke II. Sebab bila kekurangan air akan terjadi kehampaan.
8.         Pada umur 65-70 hari setelah tanam air dikeluarkan lagi dan petakan sampai keadaan macak macak agar pembungaan bisa serempak. Pengurangan air ini juga memberikan kesempatan kepada akar untuk bernafas dan berkembang sebaik-baiknya sehingga dapat menjamin pembentukan bunga dan butir buah dengan baik serta menaikkan suhu tanah agar jasad-jasad renik seperti cacing tanah dan lain-lain dapat merubah bahan organik dalam tanah.
9.         Setelah tanaman berumur lebih dari 70 hari yaitu pada masa pengisian gabah petakan sawah kembali digenangi sedalam 10 cm. sampai gabah berisi penuh. Bila air kurang/terlalu sedikit akan menghambat pengisian gabah.
10.     7-10 hari sebelum panen, petakan sawah dikeringkan untuk menyerempakkan dan mempercepat pemasakan buah, bila masih ada air menggenang akan menurunkan suhu sehingga menghambat pemasakan buah 

Hal-hal yang timbul bila pengaturan air tidak tepat/salah, antara lain:
1. Aktivitas zat-zat renik untuk merombak bahan organik dalam tanah terhambat.
2. Akar mudah busuk karena penggenangan air tidak tepat
3. Pembentukan anakan terhambat.
4. Pembentukan malai, pembungaan dan pembuahan terhambat hingga dapat mengakibatkan kehampaan
5. Buah masak tidak serempak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar