PEMANGKASAN PADA TANAMAN KAKAO
Oleh : MADE SUDANA, SP
BPP Kec. Tana Lili Kab. Luwu Utara Prov.
Sulawesi Selatan
A. PENDAHULUAN
Salah satu kegiatan penting
yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap produksi kakao dari budidaya
tanaman kakao yang kurang/belum diterapkan oleh petani adalah pemangkasan.
Berdasarkan hasil observasi
petugas Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Luwu Utara menemukan bahwa sebagian
besar areal tanaman kakao tidak dilakukan pemangkasan dan sebagian telah
dipangkas tetapi belum sesuai Teknis Pemangkasan yang benar. Akibatnya tajuk
tanaman tinggi, daun sangat lebat sehingga sinar matahari tidak dapat merata
kedalam tajuk tanaman. Kondisi demikian tidak mendukung peningkatan produksi
untuk mencapai produksi sampai 2 – 3 ton/ha/tahun.
Sifat Tanaman Kakao
Tanaman kakao merupakan tergolong tanaman yang memiliki berbagai macam
sifat yang cukup spesifik dan memiliki pengaruh terhadap produksi, sifat-sifat
tersebut antara lain :
1. Tanaman
kakao tergolong tanaman C3 yang memiliki daya fotosintesis
dan translokasi assimilat yang relatif rendah sehingga tanaman
kakao yang terlalu rimbun akan mengakibatkan keguguran bunga dan buah yang
cukup tinggi.
Keguguran bunga/buah muda pada tanaman kakao yang rimbun
diakibatkan karena terjadinya persaingan penyerapan hasil assimilat yang
dihasilkan dalam proses fotosintesis oleh tanaman kakao tersebut.
2. Tanaman
kakao tergolong tanaman Caulifloris yang berarti bunga/buahnya keluar
dari batang/cabang utama. Karena adanya sifat inilah maka
tanaman kakao hanya membutuhkan ranting/cabang dan daun dalam jumlah tertentu
saja untuk dapat berproduksi maksimal., meskipun belum ada penelitian yang
dapat menentukan jumlah daun yang efektif untuk pembentukan bunga/buah optimum,
tapi yang dapat menjadi indikator adalah apabila sinar matahari (bunga-bunga
cahaya) telah masuk secara merata dalam tajuk tanaman maka pemangkasan
dinyatakan telah berhasil.
3. Tanaman
kakao merupakan tanaman yang memiliki proses pembentukan daun muda
(flush) tergolong cepat yakni 5 – 6 kali
setiap tahun; setiap flush bisa mencapai 10
helai daun. Sifat tersebut menyebabkan tanaman kakao cepat menjadi
rimbun.
Dengan demikian apabila tidak dilakukan pemangkasan maka akan dapat
memberikan efek yang dapat merugikan pada tanaman kakao.
Efek Yang Dapat di Timbulkan Tan. Kakao Tanpa Pemangkasan
1. Meningkatnya
kelembaban dibawah tajuk sehingga berpengaruh terhadap perkembangan berbagai
hama dan mikro organisme penyebab penyakit.
2. Mengurangi
aktivitas fotosintesis terutama untuk pembentukan bunga dan buah.
3. Pengaruh
pemupukan kurang nampak terhadap pembentukan bunga dan buah bahkan justru
menambah rimbunnya tajuk.
Kondisi tersebut akan menekan pertumbuhan dan perkembangan bunga dan
buah, akibat terjadinya persaingan pengambilan assimilat (hasil fotosintesis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun cenderung lebih kuat menyerap
hasil fotosintesis dibanding bunga dan buah.
4. Sirkulasi
udara kurang baik yang mengakibatkan proses penyerbukan bunga menurun.
5. Menganggu
kegiatan budidaya lain, seperti panen, penyiangan, pemupukan, pengendalian
hama/penyakit, dll.
Dengan berbagai efek dari
tidak dilakukannya pemangkasan maka dapat disimpulkan bahwa tanaman kakao di
Kab. Sinjai sesuai kondisi alamnya mutlak harus dilakukan, dalam upaya
meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman kakao.
B. Pengertian Pemangkasan
Pemangkasan adalah kegiatan pemotongan atau pembuangan bagian tanaman
yang berupa cabang, ranting dan daun. Pemangkasan merupakan bagian dari
budidaya tanaman kakao karena dapat berpengaruh terhadap produksi.
C. Tujuan Pemangkasan
1. Memebntuk
kerangka dasar (frame) tanaman kakao yang tegap, agar kuat menyanggah cabang,
ranting dan daun sehingga pertumbuhan tanaman seimbang.
2. Mengatur
sinar matahari agar sampai ketajuk bagian dalam secara merata, sehingga daun
lebih produktif dalam berfotosintesis.
3. Meningkatkan
kemampuan tanaman menghasilkan bunga dan buah.
4. Mendorong
tanaman membentuk daun baru yang kemampuannya menghasilkan assimilat lebih
tinggi.
5. Membuang
bagian tanaman yang tidak dikehendaki.
6. Mengurangi
resiko serangan hama penyakit.
7. Memudahkan
perlakuan terhadap tanaman; Misalnya penyemprotan, panen, dll).
D. Jenis – Jenis Pemangkasan
Pemangkasan tanaman kakao terdiri dari berbagai jenis yaitu
berdasarkan fase tanaman, intensitas pangkasan dan tujuan
pemangkasan.
Pemangkasan berdasarkan fase tanaman dibagi
menjadi:
1. Pemangkasan
Fase Muda
2. Pemangkasan
Fase Remaja
3. Pemangkasan
Fase Dewasa (Tanaman Mengahsilkan)
Pemangkasan berdasarkan intensitas pangkasan dibagi
menjadi :
1. Pemangkasan
Berat
2. Pemangkasan
Ringan
3. Pemangkasan
Sedang
Pemangkasan yang umum dilakukan yaitu pemangkasan berdasarkan tujuan
pangkasan walaupun pada dasarnya jenis-jenis pemangkasan
berkaitan antara satu dengan yang lainnya; pemangkasan ini dibagi menjadi :
1. Pemangkasan
Bentuk
2. Pemangkasan
Pemeliharaan
3. Pemangkasan
Produksi
Dan adapun alat yang
digunankan pada setiap jenis pemangkasan apapun pada dasarnya hampir sama
tergantung pada kondisi tanaman yang akan dipangkas, alat tersebut diantaranya
yaitu : Gunting Galah, Gunting Pangkas, Gergaji Pangkas,dll
1. PEMANGKASAN
BENTUK
Tujuan pemangkasan ini adalah untuk memperoleh kerangka batang tanaman
yang baik,agar pertumbuhan selanjutnya akan menjadi tegap,kuat menyanggah
cabang,ranting daun sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman seimbang dan dapat
mendukung pertumbuhan generatif yang lebih produktif.
Waktu Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman masih muda yaitu sekitar
18 – 24 bulan dan tanaman telah membentuk percabangan (jorquet).
Cara Pelaksanaan; Cabang primer yang lebih dari 3 cabang
dikurangi hingga menjadi 3 cabang. Cabang yang disimpan adalah cabang-cabang
yang tumbuhnya sehat dan kuat, dengan jarak antara cabang merata (simetris) dan
mengarah keatas membentuk sudut -+60 derajat. Jika arah cabang cenderung tegak
lurus terhadap batang sebaiknya cabang primer tersebut diikat satu sama lain
dengan tali dan diarahkan keatas agar bentuk tanaman menjadi lebih tegap.
2. PEMANGKASAN
PEMELIHARAAN
Tujuan pemangkasan ini adalah untuk memelihara dan mempertahankan kerangka
tanaman yang diperoleh setelah pemangkasan bentuk.
Waktu pemangkasan dilakukan setiap saat yaitu setelah cabang utama panjangnya
-+ 60 cm dari jorquet.
Cara Pelaksanaan;Obyek pangkasan pemeliharaan adlah cabang-cabang sekunder dan tunas
air.pada tahap awal kita membuang semua cabang sekunder yang tumbuh pada jarak
-+60 cm dari titik percabangan (jorquet). Selanjutnya secara bertahap cabang
sekunder berikutnya dijarangkan dengan membuang sebagian cabang
sekunder yang pertumbuhannya kurang baik dan rapat. Diupayakan agar letak
cabang sekunder berselang-seling (zig-zag). Perlu diperhatikan
bahwa titikpercabangan (jorquet) harus terhindar sinar matahari
langsung karena hal tersebut dapat merusak jorquet.
3. PEMENGKASAN
PRODUKSI
Tujuan pemangkasan ini adalah untuk meningkatkan produktifitas daun kakao dalam
membentuk assimilat, sehingga meningkatkan pula kemampuan tanaman untuk
membentuk bunga dan buah, manfaat lain adalah mengurangi resiko serangan hama /
penyakit.
Waktu pemangkasan dilakukan pada saat tanaman telah berproduksi. Pada kondisi
demikian tajuk tanaman sudah bertemu satu sama sama lain dan daun sudah semakin
rimbun , sehingga cahaya matahari sudah sulit menembus tajuk., pada kondisi
seperti inilah sangat dibutuhkan pemangkasan. Mengenai intensitas dan interval
pemangkasan diesuaikan dengan kondisi tanaman.
Cara Pelaksanaan
Obyek pangkasan produksi adalah daun melalui pemotongan
cabang atau ranting seperti :
a. Daun-daun
yang sangat terlindung
b. Ranting
yang kurang bagus tumbuhnya
c. Cabang-cabang
kecil yang mengarah kedalam tajuk
d. Cabang-cabang
yang menggantung
e. Cabang-cabang
yang rusak atau patah
f. Cabang-cabang
lain yang tidak dikehendaki serta tunas air.
Interval pemangkasan disesuaikan dengan kondisi tanaman, dianjurkan agar
pemangkasan dilakukakn sesering mungkin akan tetapi dengan intensitas ringan
jadi pada prinsipnya pemangkasan dilakukan secara rutin. Kakao membutuhkan
kondisi tajuk tertentu untuk memberikan produksi yang optimum. Namun demikian
memang belum ada standar mengenai intensitas pangkasan karena hal ini sangat
tergantung pada kondisi tanaman dan agroklimatnya. Tetapi pada umumnya
peneliti/praktisi memberikan suatu kriteria yang sifatnya kualitatif yakni
apabila proyeksi cahaya (bunga-bunga cahaya) sudah tersebar merata
dibawa tajuk maka pemangkasan sudah dianggap baik dengan catatan tajuk tidak
boleh terbuka.