I. Pendahuluan
Air rnerupakan salah satu faktor penting dalam bercocok tanam. Suatu
sistem pengaturan air yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang
optimal. Air dan tanaman mempunyai hubungan yang erat karena fungsi air yang
penting dalam penyelenggaraan dan kelangsungan hidup tanaman, antara lain:
- Untuk menjaga temperatur tanah, agar
relatif tetap yaitu melalui penguapan, sehingga panas terik matahari dapat
dikurangi.
- Untuk asimilasi disamping sinar matahari dan CO2 air digunakan dalam
pembentukan gula/pati.
- Sebagai pelarut, agar zat-zat hara yang dibutuhkan tanaman mudah
dimanfaatkan oleh tanaman
- Menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu/gulma.
II. Tata Laksana Pengaturan Air di Petakan Sawah.
1.
Setelah bibit ditanam (setetah
dipindahkan dan pesemaian atau setelah pemupukan N (nitrogen) ke I, selama 3
hari petakan sawah tidak diairi, tetapi dibiarkan dalam keadaan macak-macak.
Jika sawah diairi maka akibatnya tanaman tidak dapat mengambil zat hara yang
dibutuhkan dan pupuk N yang baru diberikan akan larut hilang percuma.
2.
Pada umur 4-14 hari setelah tanam
(selama 10 hari), diberi pengairan setinggi 7-10 cm agar temperatur tanah tidak
naik yang mengakibatkan tanaman menjadi layu.
3.
Pada umur 15-30 hari setelah tanam
(selama 14 hari) air dikurangi sampai setinggi 3-5 cm. Tinggi air lebih dari 5
cm dapat menghambat perkembangan anakan. Periode ini disebut periode kritis I.
Kekurangan air pada fase ini akan rnengurangi jumlah anakan.
4.
Pada umur 30-35 hari air dikeluarkan
dari petakan sawah. Selama 5 hari dan keadaan tanah dibiarkan sampai macak
macak. Pada saat ini dilakukan pemupukan N ke II dan penyiangan ke I.
5.
Pada umur 35-50 hari setelah tanam,
sawah digenangi lagi selama 14 hari dengan air setinggi 5 - 10 cm. Pada masa
ini juga dimulai penyiangan ke II.
6.
Pada umur 50 hari setelah tanam
petakan sawah di keringkan macak-macak selama 5 hari. Juga pada masa ini
dilakukan pemupukan N ke III serta akhir penyiangan II. Air jangan terlalu
banyak karena akan menghambat penyerapan unsur hara terutama nitrogen yang baru
diberikan kepada tanaman.
7.
Pada umur 56-65 hari setelah tanam,
diadakan penggenangan kembali terus-menerus sedalarn 10 cm Masa ini merupakan
masa kritis ke II. Sebab bila kekurangan air akan terjadi kehampaan.
8.
Pada umur 65-70 hari setelah tanam
air dikeluarkan lagi dan petakan sampai keadaan macak macak agar pembungaan
bisa serempak. Pengurangan air ini juga memberikan kesempatan kepada akar untuk
bernafas dan berkembang sebaik-baiknya sehingga dapat menjamin pembentukan
bunga dan butir buah dengan baik serta menaikkan suhu tanah agar jasad-jasad
renik seperti cacing tanah dan lain-lain dapat merubah bahan organik dalam
tanah.
9.
Setelah tanaman berumur lebih dari 70
hari yaitu pada masa pengisian gabah petakan sawah kembali digenangi sedalam 10
cm. sampai gabah berisi penuh. Bila air kurang/terlalu sedikit akan menghambat
pengisian gabah.
10.
7-10 hari sebelum panen, petakan
sawah dikeringkan untuk menyerempakkan dan mempercepat pemasakan buah, bila
masih ada air menggenang akan menurunkan suhu sehingga menghambat pemasakan
buah
Hal-hal yang timbul bila pengaturan air tidak tepat/salah, antara lain:
1. Aktivitas zat-zat renik untuk
merombak bahan organik dalam tanah terhambat.
2. Akar mudah busuk karena
penggenangan air tidak tepat
3. Pembentukan anakan terhambat.
4. Pembentukan malai, pembungaan dan
pembuahan terhambat hingga dapat mengakibatkan kehampaan
5. Buah masak tidak serempak.